
Apakah kita pernah membaca tulisan-tulisan orang lain, seperti cerpen, atau novel? saya yakin sebagian besar dari Anda sudah pernah membaca tulisan yang bentuknya seperti itu.
Lantas, pernahkah terpikirkan bagi Anda, apakah tulisan itu bermanfaat bagi kita? atau setidaknya mengandung pelajaran yang berharga? saya yakin ada yang mengandung pelajaran dan ada yang tidak.
Cerpen yang mengandung pelajaran contohnya cerpen tentang seorang anak yang mengejar mimpinya menempuh pendidikan tinggi, atau kisah cerpen seorang anak yang berhasil menjadi atlet di bidang olahraga yang dia sukai. Kedua contoh cerpen tadi tentu ada amanat yang dapat diambil dari kedua kisah tersebut.
Lalu yang tidak ada mengandung pelajaran contohnya, seperti cerpen yang memunculkan cerita-cerita vulgar atau yang mengandung mantra-mantra yang gak jelas ujungnya. Tetapi, yang namanya penulis, apalagi sastrawan yang memiliki kaidah sah-sah saja ketika orang ingin membuat tulisannya bermanfaat atau tidak. Yang menarik, apakah di dalam Islam diatur tentang anjuran dalam menulis sebuah karya?
Ketika ditanya demikian, yang paling tepat adalah cobalah kembali kepada Al-Quran dan Al Hadits. Tetapi yang ingin saya tekankan disini kepada Al-Quran. Saya yakin kepada orang yang beragama Islam tentu banyak yang telah membaca Al-Quran. Bahkan yang terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia pun ada berdasarkan standar Kementerian Agama, sampai-sampai terjemahan per kata pun ada.
Banyak kandungan di dalam Al-Quran yang memuat berbagai macam hal, termasuk juga tentang kisah-kisah yang diangkat dalam Al-Quran. Sampai disini, berbicara tentang kisah-kisah di dalam Al-Quran, apakah disadari atau tidak oleh kita, mengapa hanya kisah-kisah tertentu yang dimunculkan dalam Al-Quran? Lantas, apa tujuannya? Manfaatnya apa? Kalau begini, bukankah kita harus membuka dan membaca serta cobalah teliti terjemahannya.
Kisah-kisah di dalam Al-Quran mengandung banyak sekali dalam pelajaran dan manfaat yang diambil. Contoh yang paling populer terdapat dalam surat Al-Kahfi. Isi surat Al-Kahfi mengisahkan tentang 4 kisah yang berbeda, yakni, perjalanan para penghuni Ashabul Kahfi (QS 18:10-26), kisah seorang pemilik kebun anggur dan kurma yang luas namun dihancurkan oleh Allah akibat kesombongannya(QS 18:32-42), kisah pertemuan antara nabi Khidir a.s. dan nabi Musa a.s. (QS18:65-82), serta kisah Raja Zulkarnain (QS18:83-99) yang berhasil mengurung tembok besar untuk mengurung Yakjuj dan Majuj.
Yang pertama, terkait tentang ujian keimanan, dimana para penghuni Ashabul Kahfi ini diuji keimanannya, ketika raja Romawi saat itu memaksa mereka untuk menganut agama Romawi. Namun mereka tetap kepada akidahnya, yang akhirnya memaksa mereka untuk masuk ke dalam gua. Namun setelah sekitar kurang lebih 309 tahun, akhirnya terbangun lagi. Saat terbangun mereka mendapati bahwa sudah banyak yang berubah, penduduknya menjadi banyak yang mukmin.
Kedua adalah kisah bagaimana seseorang yang memiliki dua kebun yang sangat luas, tiba-tiba hancur akibat kesombongannya. Bagaimana yang awalnya pemilik kebun ini merasa bahwa kekayaan yang dimiliki sangat banyak, namun ia lupa siapa yang Zat yang memberikan nikmat itu semua. Tak lama kemudian kebun itu hancur, dan sang pemilik kebun itu merasa menyesal akan perbuatan sombongnya dahulu.
Ketiga adalah kisah nabi Khidir a.s. dengan nabi Musa a.s., Ketika bertemu, nabi Musa menyetujui syarat yang diberikan oleh nabi Khidir untuk tidak menanyakan apapun sebelum nabi Khidir a.s. yang menjelaskannya sendiri.
Yang pertama adalah nabi Khidir sengaja melubangi sebuah perahu. Yang kedua anak yang dibunuh oleh nabi Khidir, dan yang ketiga adalah membangun tembok kota kembali tanpa dibayar, padahal sudah diusir oleh penduduk sekitar. Namun dari ketiga ujian ini, nabi Musa akhirnya tidak kuat dan menyerah serta tertegun mendengarnya.
Nabi Khidir menjelaskan jawabannya sendiri. Pertama adalah alasannya karena ada raja zalim yang di hadapannya, apabila tidak dilubangi kapal ini, maka sang nelayan tidak akan bisa mencari nafkah di laut.
Yang kedua karena anak ini dianggap dikemudian hari akan menjadi durhaka dan akan menyusahkan orang tuanya, sehingga harus dibunuh sebelum dewasa. Yang ketiga adalah membangun tembok kembali karena ada 2 harta warisan di dalamnya agar harta tersebut tetap terjaga.
Pelajarannya adalah bahwa seseorang yang berilmu pun tidak boleh sombong, dan kisah ini adalah pelurusan dalam cara berpikir bagaimana menilai suatu tindakan bahwa setiap tindakan selalu ada hikmah di dalamnya.
Yang terakhir adalah kisah Zulkarnain seorang raja besar yang amanah. Kisah ini dimulai ketika Zulkarnain diminta untuk membangun tembok yang besar dalam membendung ganasnya Ya’juj dan Ma’juj.
Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” (Al Kahfi: 94).
Meskipun mempunyai berbagai perangkat menteri, Dzulkarnain tetap meminta bantuan kepada menterinya agar ikut membantunya.
“… maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al Kahfi: 95).
Lantas apakah benang merah dari kempat kisah di atas dalam surah Al-Kahfi? Benang merah tersebut adalah bagaimana sebuah kisah dalam Al-Qur’an diangkat untuk dijadikan pelajaran yang bermanfaat, agar nantinya bisa dipelajari dan orang yang mempelajarinya tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dikisahkan.
Sebenarnya dalam Al-Quran bukan hanya surah Al-Kahfi saja yang mengandung per kisahan yang diangkat oleh Al-Quran. Namun surah Al-Kahfi dapatlah dijadikan sebagai contoh bahwa kisah-kisah yang diangkat dalam Al-Quran haruslah memiliki pelajaran dan manfaat yang dapat diambil.
Dari surah ini juga akhirnya terbentuk korelasi, bagaimana anjuran Islam dalam menulis, terutama dalam menulis dan membaca cerpen dan novel? Anjuran menulis dalam Islam adalah tulisan tersebut mengandung pelajaran dan ada manfaatnya agar manusia mampu mengambil hikmahnya. Oleh karena itu, sebaiknya jika kita menulis atau membaca sesuatu, utamakan pada judul atau bacaan yang memberikan manfaat manfaat bagi banyak manusia, khususnya kita sendiri. Sekian.
Oleh: Muhammad Farhan Ali
2 komentar
Siti Robi'ah, Selasa, 26 Jan 2021
Al-Qur’an dari awal Al Baqoroh pun sdh mengisyaratkan “kitab yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
Semakin kita meluangkan waktu utk membacanya, mentadaburinya, maka akan semakin dapat energi berlian dari kitab suci ini. Kitab yg menggambarkan masa depan kita sesudah kematian
Hamba Allah, Rabu, 17 Feb 2021
Tak hanya sebagai petunjuk dan pedoman bagi pemeluknya, Alquran bisa juga sebagai obat atau as-syifaa untuk siapa saja yang sedang mengalami penyakit, baik penyakit dzahir maupun bathin. Selain itu Alquran juga bisa sebagai dzikir dikala sedang gundah gulana dan cemas. Dan kenapa Alquran berbahasa arab, sebab bahasa Arab merupakan bahasa surga, maksudnya adalah bahasa yang digunakan ketika ditanya dialam kubur. Jika dia sering membacanya, maka dengan mudah untuk menjawabnya, namun jika jarang membacanya, dia akan bingung dalam menjawabnya. Dan Allah menurunkan ini dengan maksud agar kalian mendalami penjelasan makna yang tersirat maupu tersurat.